berita hangat

Rabu, 21 April 2010

Misteri Kehidupan Setelah Kematian Terkuak

  Tak sedikit orang yang pernah mengalami fenomena mati suri, koma tak sadarkan diri, atau pengalaman hampir mati secara permanen. Ia menjadi satu bagian misteri kehidupan yang membingungkan para medis dan seringkali dihubungkan dengan aktivitas supranatural…

Namun ilmuwan asal Slovenia yang tertarik dengan misteri pengalaman hampir mati ini (near-death experience – NDE) telah menemukan petunjuk penting dalam fenomena tersebut. Studi terbaru ini diterbitkan dalam jurnal medis Critical Care.
Peneliti Slovenia itu melakukan pemeriksaan terhadap 52 pasien serangan jantung di tiga rumah sakit besar. Dari jumlah itu, 11 di antaranya dilaporkan telah mengalami NDE yang seringkali digambarkan mereka yang pernah mengalami sebagai perasaan seolah menuju cahaya terang, perasaan tenang dan damai, memasuki lorong gelap yang diujungnya begitu berkilau…
Studi menunjukkan bahwa sekitar 10 – 25% pasien serangan jantung telah merasakan pengalaman hampir mati.
Ternyata misteri NDE ini berhubungan dengan kadar karbon dioksida dalam darah mereka dan kemungkinan besar arah kekurangan oksigen. Hubungan antara kekurangan oksigen di otak dan pengalaman menjelang kematian memang telah dibicarakan selama bertahun-tahun.
Peneliti Inggris Dr Susan Blackmore, penulis buku “Dying to Live: Near-Death Experiences” (Prometheus Books, 1993), mencatat bahwa banyak NDE (seperti euforia dan rasa bergerak menuju cahaya putih) sebenarnya gejala khas kekurangan oksigen.
Serangan jantung terjadi ketika pasokan darah terhambat dari jantung. Karena jantung secara mendadak menghentikan sirkulasi darah, akibatnya otak mengalami kekurangan oksigen, sementara karbon dioksida meningkat. Karbon dioksida merupakan racun dalam konsentrasi tinggi.
Tidak hanya gejala anoxia (kekurangan oksigen) sangat mirip dengan gejala NDE, tapi pasien yang memiliki konsentrasi karbon dioksida tertinggi dalam darah mereka melaporkan secara signifikan mengalami NDE lebih potensial dari pada orang-orang dengan tingkat karbon dioksida yang lebih rendah
dalam darah mereka.
Sebagai respon terhadap stres serangan jantung, endorfin pembunuh rasa sakit dilepaskan oleh tubuh yang dapat menciptakan efek kegembiraan dan halusinasi.
Proses serupa juga terjadi pada konsumsi obat-obatan, termasuk ketamin (halusinogen mirip dengan PCP, digunakan terutama sebagai obat bius). Meskipun banyak yang percaya bahwa pengalaman menjelang kematian memberikan bukti kehidupan setelah kematian, faktanya ini bisa terjadi akibat proses kimiawi di dalam tubuh yang buakn akibat sebab supranatural.

Sumber: http://www.medantalk.com

Tidak ada komentar: